Pekerjaan pemerintahan Presiden AS Barack Obama kini bertambah setelah petisi warga yang meminta agar AS mendeportasi penyanyi pop Justin Bieber masuk ke Gedung Putih. Ternyata warga AS yang gerah dengan perilaku buruk remaja berusia 19 tahun itu cukup banyak. Hingga Rabu (29/1/2014) tengah hari waktu setempat, sudah ada 103.000 tanda tangan yang mendukung agar penyanyi kelahiran Kanada itu dideportasi. Sesuai undang-undang AS, sebuah petisi harus didukung sedikitnya 100.000 orang agar bisa dipertimbangkan untuk dikabulkan pemerintah sehingga, mau tidak mau, Gedung Putih kini harus mempertimbangkan keinginan warga itu.
"Kami rakyat Amerika Serikat merasa kami diwakili dengan kesalahan di dalam dunia kebudayaan pop," demikian isi petisi yang dipelopori seseorang bernama "JA" asal Detroit pada 23 Januari. Pada tanggal itulah Bieber ditangkap kepolisian Miami karena mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi di bawah pengaruh alkohol.
"Kami menginginkan agar Justin Bieber yang berbahaya, ceroboh, perusak, dan pengguna narkotika dideportasi dan fasilitas kartu hijaunya dicabut," sambung petisi itu.
"Dia (Bieber) tak hanya membahayakan keselamatan warga, tetapi dia juga menjadi pengaruh buruk untuk generasi muda negeri ini. Kami ingin Justin Bieber disingkirkan dari lingkungan kami," masih kata JA dalam petisinya. Situs resmi Gedung Putih memang menampung petisi berisi berbagai aspirasi rakyat. Beberapa petisi yang cukup menonjol adalah legalisasi ganja dan pengampunan untuk Edward Snowden.
"Semua petisi yang melampaui batas minimal dukungan akan dievaluasi dan akan mendapatkan tanggapan," kata Wakil Juru Bicara Gedung Putih Matt Lehrich. Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Jen Psaki mengingatkan, tidak berarti sebuah petisi yang memenuhi syarat akan berbuah sebuah kebijakan atau keputusan pemerintah. "Ini adalah salah satu cara agar suara rakyat Amerika bisa lebih didengar," kata Psaki.
Sejauh ini tidak ada komentar dari pihak Justin Bieber yang menurut kabar sudah kembali ke Los Angeles setelah menikmati libur akhir pekan di Panama. Bieber tinggal dan bekerja di AS berdasarkan visa O-1 untuk para pekerja hiburan dan bukan "green card" untuk status penduduk tetap. Sejauh ini belum diperoleh informasi apakah visa tinggal Justin Bieber di AS akan terpengaruh dengan penangkapannya baru-baru ini.
"Kami rakyat Amerika Serikat merasa kami diwakili dengan kesalahan di dalam dunia kebudayaan pop," demikian isi petisi yang dipelopori seseorang bernama "JA" asal Detroit pada 23 Januari. Pada tanggal itulah Bieber ditangkap kepolisian Miami karena mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi di bawah pengaruh alkohol.
"Kami menginginkan agar Justin Bieber yang berbahaya, ceroboh, perusak, dan pengguna narkotika dideportasi dan fasilitas kartu hijaunya dicabut," sambung petisi itu.
"Dia (Bieber) tak hanya membahayakan keselamatan warga, tetapi dia juga menjadi pengaruh buruk untuk generasi muda negeri ini. Kami ingin Justin Bieber disingkirkan dari lingkungan kami," masih kata JA dalam petisinya. Situs resmi Gedung Putih memang menampung petisi berisi berbagai aspirasi rakyat. Beberapa petisi yang cukup menonjol adalah legalisasi ganja dan pengampunan untuk Edward Snowden.
"Semua petisi yang melampaui batas minimal dukungan akan dievaluasi dan akan mendapatkan tanggapan," kata Wakil Juru Bicara Gedung Putih Matt Lehrich. Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Jen Psaki mengingatkan, tidak berarti sebuah petisi yang memenuhi syarat akan berbuah sebuah kebijakan atau keputusan pemerintah. "Ini adalah salah satu cara agar suara rakyat Amerika bisa lebih didengar," kata Psaki.
Sejauh ini tidak ada komentar dari pihak Justin Bieber yang menurut kabar sudah kembali ke Los Angeles setelah menikmati libur akhir pekan di Panama. Bieber tinggal dan bekerja di AS berdasarkan visa O-1 untuk para pekerja hiburan dan bukan "green card" untuk status penduduk tetap. Sejauh ini belum diperoleh informasi apakah visa tinggal Justin Bieber di AS akan terpengaruh dengan penangkapannya baru-baru ini.