Halte transit sarana transportasi publik tidak perlu tampil membosankan. Ini dicontohkan Public: Architecture + Communication yang membuat halte transit istimewa bagi kompleks Universitas British Columbia (UBC) di Kanada.
Pembuatan halte transit tersebut berawal dari pertanyaan sederhana anggota firma Public: Architecture + Communication, Christopher Sklar. Sklar mempertanyakan kemungkinan membuat ruang yang bisu namun menarik, ruang unik tetapi dapat menyatu dengan lingkungan di sekitarnya.
Hasilnya, Public: Architecture + Communication membuat halte transit yang mengikuti bentuk pohon di sepanjang jalan utama kompleks UBC. Meski terinspirasi dari unsur alami yang berjejer di sepanjang jalan utama kompleks universitas, perusahaan ini memanfaatkan bentuk-bentuk geometris dalam desainnya. Sklar sendiri menyadari, penggunaan pola geometris berisiko menghasilkan karya statis.
"Ketika kita melihat segitiga, mereka hanya segitiga. Tambahkan satu sisi, menjadi hanya sebuah persegi," ujar Sklar.
Namun, Sklar mengatakan, kesan berbeda bisa terjadi ketika perusahaannya menggunakan bentuk pentagon.
"Hal yang kami suka dengan mengulang bentuk pentagon adalah menciptakan sesuatu repetitif, namun cair dan dinamis," ujar Sklar.
"Tidak terasa seperti pengulangan ketika Anda berada di dalamnya. Seperti sebuah struktur melayang ada di atas Anda," tambahnya.
Ide istimewa Sklar dan timnya dalam Public itu kemudian direalisasikan. Namun, Public tidak bekerja sendirian membuat halte transit ini. Structurlam membuat kanopinya pada mesin Hundegger CNC. Sementara itu, besi yang menopang kanopi secara manual dibentuk di Bosmon Steelworks.
Ada pula tempat duduk beton di bawah naungan kanopi. Tempat duduk tersebut juga dibuat secara manual di Szolyd.
Seperti dikutip dalam blog Archpaper.com gubahan Anna Bergreen Miller, komponen paling dinamis dalam halte ini sebenarnya bergantung pada kondisi sekeliling halte. Keadaan di sekeliling halte dipantulkan kembali oleh kaca yang menaungi kanopi. Kaca berwarna tersebut sekaligus berperan mengurangi sorotan sinar ultraviolet.
"Ketika Anda mendekati halte yang tampak di depan Anda, Anda tidak bisa melihatnya melalui benda berwarna perunggu. Kemudian, ketika berada di bawahnya, kanopi menunjukkan dirinya sendiri ada Anda. Ketika Anda datang dan mendekatinya, kaca itu merefleksikan keadaan sekeliling dari berbagai sisi. Kemudian Anda masuk ke bawahnya, dan 'Wow, lihat itu!'" tandas Sklar.
Hasilnya, Public: Architecture + Communication membuat halte transit yang mengikuti bentuk pohon di sepanjang jalan utama kompleks UBC. Meski terinspirasi dari unsur alami yang berjejer di sepanjang jalan utama kompleks universitas, perusahaan ini memanfaatkan bentuk-bentuk geometris dalam desainnya. Sklar sendiri menyadari, penggunaan pola geometris berisiko menghasilkan karya statis.
"Ketika kita melihat segitiga, mereka hanya segitiga. Tambahkan satu sisi, menjadi hanya sebuah persegi," ujar Sklar.
Namun, Sklar mengatakan, kesan berbeda bisa terjadi ketika perusahaannya menggunakan bentuk pentagon.
"Hal yang kami suka dengan mengulang bentuk pentagon adalah menciptakan sesuatu repetitif, namun cair dan dinamis," ujar Sklar.
"Tidak terasa seperti pengulangan ketika Anda berada di dalamnya. Seperti sebuah struktur melayang ada di atas Anda," tambahnya.
Ide istimewa Sklar dan timnya dalam Public itu kemudian direalisasikan. Namun, Public tidak bekerja sendirian membuat halte transit ini. Structurlam membuat kanopinya pada mesin Hundegger CNC. Sementara itu, besi yang menopang kanopi secara manual dibentuk di Bosmon Steelworks.
Ada pula tempat duduk beton di bawah naungan kanopi. Tempat duduk tersebut juga dibuat secara manual di Szolyd.
Seperti dikutip dalam blog Archpaper.com gubahan Anna Bergreen Miller, komponen paling dinamis dalam halte ini sebenarnya bergantung pada kondisi sekeliling halte. Keadaan di sekeliling halte dipantulkan kembali oleh kaca yang menaungi kanopi. Kaca berwarna tersebut sekaligus berperan mengurangi sorotan sinar ultraviolet.
"Ketika Anda mendekati halte yang tampak di depan Anda, Anda tidak bisa melihatnya melalui benda berwarna perunggu. Kemudian, ketika berada di bawahnya, kanopi menunjukkan dirinya sendiri ada Anda. Ketika Anda datang dan mendekatinya, kaca itu merefleksikan keadaan sekeliling dari berbagai sisi. Kemudian Anda masuk ke bawahnya, dan 'Wow, lihat itu!'" tandas Sklar.