[6] [article] [slider-top-big] [Latest News]
You are here: Home / , Yamato, Raksasa Samudra dari Jepang

Yamato, Raksasa Samudra dari Jepang

| No comment

Jepang merupakan negara kepulauan. Adalah suatu keharusan bagi Jepang untuk memiliki angkatan laut yang kuat supaya bisa mewujudkan ambisinya menguasai kawasan Asia Pasifk. Salah satu contoh bukti kedigdayaan Je pang di laut semasa Perang Dunia II adalah Yamato, kapal perang terbesar yang pernah dibangun oleh umat manusia. Panjangnya mencapai 263 m, sementara beratnya mencapai 72.800 ton. Selain Yamato, kapal perang lain yang memiliki ukuran serupa adalah kapal perang Musashi yang juga dioperasikan oleh AL Jepang semasa Perang Dunia II.

Berdasarkan perjanjian antara Jepang dengan AS dan negara-negara Eropa pemenang Perang Dunia I yang diresmikan pada tahun 1922, Jepang beserta negara-negara tadi sebenarnya tidak diperbolehkan memiliki kapal perang. Namun seiring dengan semakin agresifnya politik luar negeri Jepang, pemerintah Negeri Matahari Terbit memutuskan untuk menarik diri dari organisasi perdamaian dunia Liga Bangsa-Bangsa (LBB).Mundurnya Jepang dari LBB secara otomatis membuat mereka tidak lagi terikat dengan perjanjian mengenai pelarangan produksi kapal perang sehingga Jepang sesudah itu bisa leluasa memperkuat angkatan lautnya. Jepang sudah menduga kalau AS akan menjadi batu sandungan terbesar dalam mewujudkan rencananya mendirikan “Asia Timur Raya” yang wilayahnya mencakup  daerah-daerah Asia Pasifk. Namun Jepang juga sadar kalau mereka tidak memiliki kapasitas produksi industri sebaik AS sehingga mereka tidak akan bisa memproduksi kapal perang sebanyak yang dimiliki armada AS. Untuk mengakalinya, pemerintah Jepang lalu memilih opsi “quality over quantity”. Yaitu membangun kapal perang raksasa yang jumlahnya sedikit, namun cukup kuat untuk mengalahkan banyak kapal perang musuh sekaligus. Dari ide tersebut, lahirlah kapal  perang Yamato.
Kapal Perang Yamato
 
Kegiatan pembuatan kapal perang Yamato sudah dimulai sejak tahun 1937, namun kapal perang yang bersangkutan baru diluncurkan pada tahun 1940. Sebagai akibat dari ukurannya yang raksasa, kapal perang Yamato pun memiliki persenjataan yang juga raksasa untuk ukuran kapal perang. Meriam anti-kapal terbesarnya berjumlah 9 buah dan memiliki panjang 21,13 m,kaliber 45 cm, serta jarak tembak maksimal 42 kilometer. Untuk mempertahankan dirinya dari seranganudara, Yamato memiliki persenjataan tambahan berupa 24 buah meriam anti-udara berkaliber 2,5 cm. Jikasemua persenjataan tadi masih belum cukup, Yamato juga dilengkapi dengan 2 pelontar pesawat terbang.

Tanggal 12 Februari 1942, Yamato ditetapkan sebagai kapal pemimpin armada laut milik Laksamana Isoroku Yamamoto. Medan konfik pertama yang diikuti oleh kapal perang Yamato adalah pertempuran di Kepulauan Midway pada akhir Mei 1942. Pertempuran tersebut berakhir dengan kekalahan telak pasukan Jepang, namun Yamato sendiri tidak melibatkan diri secara langsung dalam baku tembak dan hanya digunakan oleh Yamamoto sebagai tempat mengkoordinasikan pasukannya. Tanggal 28 Agustus 1942, Yamato yang sedang menuju Kepulauan Truk, Pasifk barat, nyaris tenggelam ke dasar laut setelah kapal selam milik AS menghujani Yamato dengan torpedo. Untungnya, semua torpedo yang dilepaskan tidak ada yang tepat sasaran sehingga Yamato berhasil tiba di Truk dengan selamat. Tanggal 14 Mei 1943, Yamato berlabuh di Kure, Jepang barat daya, untuk menjalani pemeriksaan dan perbaikan selama 9 hari. Bulan September 1943, Yamato yang didampingi oleh 3 kapal induk dan kapal-kapal perang berukuran lebih kecil dikirim untuk berpatroli di Pasifk. Hari demi hari berlalu, armada tersebut tidak menemukan tanda-tanda yang mencurigakan sehingga mereka ditarik mundur ke Truk pada bulan Oktober 1943. Baru pada bulan Desember 1943, Yamato kembali dihadapkan pada situasi genting setelah kapal tersebut dicegat oleh kapal selam AS, USS Skate, di lepas pantai Truk. Salah satu torpedo yang ditembakkan oleh Skate berhasil menghantam lambung kanan Yamato. Namun Yamato masih sanggup bertahan hingga akhirnya tiba di pesisir Truk untuk menjalani perbaikan.

Kapal Yamato Dan Mushashi

Yamato dalam masa perbaikan

Tanggal 16 Januari 1944, Yamato tiba di Kure untuk menjalani perbaikan susulan dan modifkasi persenjataan. Ketika kapal tersebut kembali berlayar pada tanggal 18 Maret 1944, jumlah meriam anti-udara yang dimiliki oleh Yamato bertambah menjadi 162 buah. Tiga hari kemudian, Yamato dikirim untuk berpartisipasi dalam pertempuran di Laut Filipina. Namun Yamato tidak berkontribusi banyak dalam pertempuran tersebut dan ditarik kembali ke Jepang pada bulan Juni 1944. Beberapa bulan kemudian atau tepatnya pada tanggal 22 Oktober 1944, Yamato kembali dikirim ke Filipina utara. Saat sedang berada di Laut Sibuya, Yamato dihujani serangan udara oleh pesawat-pesawat AS dan menderita kerusakan yang cukup parah. Dalam pertempuran yang sama, armada AS juga berhasil menenggelamkan kapal perang Musashi.

 Yamato menghadapi serangan di Kure

Tahun berganti, kondisi pasukan Jepang di Front Pasifk semakin tidak menguntungkan. Pasukan AS berhasil mencaplok wilayah kekuasaan Jepang satu per satu dan pergerakan mereka semakin lama semakin dekat ke Kepulauan Jepang. Maka, Yamato beserta kapal-kapal perang yang tersisa pun dikerahkan untuk menghambat invasi AS ke Kepulauan Jepang selama mungkin. Tanggal 6 April, Yamato mengangkat sauhnya menuju Pulau Okinawa yang terletak di sebelah timur Cina. Di tengah-tengah perjalanan, Yamato sempat diberondong tembakan torpedo oleh kapal-kapal selam AS. Namun tidak ada satu pun torpedo yang mengenai sasaran karena Yamato melakukan manuver pelayaran secara zig-zag.

Manuver Zig-Zag Yamato

Awak Kapal Yamato dalam operasi Ten Go

Tanggal 7 April pagi, pertempuran antara armada Jepang melawan armada negara-negara Sekutu (termasuk AS) di lepas pantai Okinawa dimulai. Satu demi satu, kapal-kapal perang yang menemani Yamato mulai berguguran. Jam setengah 1 waktu setempat, Yamato akhirnya dihantam bom pertamanya dalam pertempuran tersebut. Beberapa menit kemudian, serangan udara dari pasukan Sekutu berhasil menghancurkan ruang radar dan meriam anti udara milik Yamato. Sebuah torpedo dari kapal selam Sekutu lalu menghujam bagian depan Yamato tak lama berselang. Dihajar terus menerus dari segala penjuru, kapal perang Yamato tidak sanggup bertahan lebih lama lagi. Menjelang pukul setengah 3 sore waktu setempat, sang raksasa samudra akhirnya meledak hebat dan tenggelam ke dasar lautan.
Walaupun kapal perang Yamato kini hanya menjadi onggokan di lantai samudra, kapal tersebut tidak benar-benar terlupakan. Bersama dengan kapal perang Musashi, Yamato kini dikenang sebagai simbol kedigdayaan AL Jepang. Tahun 1974, sebuah serial anime yang terinspirasi dari kapal perang Yamato dirilis dengan judul “Space Battleship Yamato” dengan mengambil setting di luar angkasa pada masa depan. Puluhan tahun kemudian atau tepatnya pada tahun 2005, sebuah pelabuhan di Kure yang dulu menjadi tempat berlabuh kapal perang Yamato dialih fungsikan menjadi museum di mana museum tersebut menyimpan replika kapal perang Yamato berukuran besar di dalam gedungnya.

Museum yang menyimpan replika Yamato.