[6] [article] [slider-top-big] [Latest News]
You are here: Home / , Sejarah BRA / BH / Kutang

Sejarah BRA / BH / Kutang

| 1 Comment
Jauh sebelum munculnya Bra, kaum perempuan telah lebih dulu mengenal korset. Korset diperkenalkan pertama kali oleh Catherine de Medici, isteri Raja Henri II dari Prancis, pada pertengahan abad ke-15. Kala itu tubuh perempuan yang dianggap sempurna adalah yang berpinggang sangat ramping. Catherine sendiri mempunyai ukurang pinggang sekitar 10-13 inchi. Korset ini sangat menyiksa sebab membuat sakit didaerah perut, dada dan punggung.

Mary Phelps Jacob bisa disebut sebagai penyelamat kaum perempuan dari siksaan korset. Dialah yang menemukan bra moderen pertama pada tahun 1913. Bra ini sendiri tercipta secara tidak sengaja. Pada saat itu Mary berniat menghadiri sebuah pesta di New York, rencananya ia akan mengenakan gaun malam. Namun Mary menemukan bahwa korsetnya, justru merusak bentuk gaun yang akan dia kenakan, sebab gaun itu terbuat dari bahan yang sangat tipis (Kala itu korset menggunakan rangka dari baja.)
Mary Phelps Jacob

Ia kemudian membuat sebuah alternatif pakaian dalam dari dua buah sapu tangan sutra miliknya dengan tambahan beberapa pita. Itulah kala bra pertamakali ditemukan. Bra sendiri berasal dari bahasa Prancis kuno yang berarti 'lengan atas'. Mary kemudian mematenkan temuannya pada Februari 1914 dengan nama 'backless bra'. Ia kemudian mendirikan perusahaan dengan nama Caresse Crosby, dan memulai produksi temuannya.
Backless BRA by Mary Phelps Jacob

Pada perkembangan selanjutnya pada tahun 1922, Ida Rosenthal dan Enid Bissett, pendiri perusahaan Meidenform Inc., menyempurnakan bentuk bra dengan bentuk seperti mangkuk, dengan ukuran berbeda-beda berdasarkan ukuran payudara perempuan. Mereka menyebut bra ini, 'Maidenform'.
Maidenform

Di Indonesia, bra dikenal dengan nama BH. Masuk melalui perempuan-perempuan Belanda, yang ikut bersama dengan suami-suami mereka. Pakaian dalam ini kemudian ditiru oleh perempuan-perempuan Indonesia, dan mulai dikenakan dibalik kebaya atau gaun terusan ala noni Belanda. Mungkin sampai sekarang, hanya sedikit yang tahu kepanjangan dari BH. BH adalah singkatan dari 'Buste Hounder' [bahasa belanda], yang berarti 'pemegang susu/payudara'.

Ada sedikit cerita menarik kenapa perlengkapan perang cewek satu ini bisa disebut kutang. Begini ceritanya, Sebutan untuk pakaian dalam kaum hawa ini ternyata memiliki asal usul yang menarik.
Pada saat awal abad 19 ketika dimulainya pembangunan proyek jalan Deandels dari Anyer sampai Panarukan tersebutlah seorang pembantu setia Gubernur Jenderal yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek tersebut. Dialah Don Lopez comte de Paris, keturunan Spanyol yang secara penampakan berbadan kekar.
Hingga awal abad 19 di daerah Jawa masih banyak penduduk (wanita) yang bertelanjang dada. Mereka hanya memakai penutup di bagian bawah. Bahasa Jawanya ngligo, dan ini sebetulnya hal yang biasa di desa-desa dan kota. Adalah Don Lopez yang pertama kali menyuruh para pekerja paksa proyek jalan Anyer Panarukan itu untuk menutup bagian payudaranya.
Kepada budak-budak dari Semarang yang mengerjakan jalan pos di kota tersebut Don Lopez memotong kain putih dan memberi kepada salah satu budak perempuan yang tergolong cantik dan belia. Sambil memberikan potongan dia berkata "tutup bagian berharga itu"dalam bahasa Prancis barang berharga adalah "coutant".
Ternyata budak perempaun itu bertanya-tanya untuk apa kain itu. Don Lopez terus menunjuk-nunjuk payudara permpuan itu dan berkata," Coutant! Coutant ".
Budak itu tetap tak mengerti juga. Ia hanya melihat bagian payudaranya apakah ada yang salah.
Orang yang melihat adegan tersebut serta merta mengira bahwa kain putih yang ditunjuk-tunjuk ke payudara untuk dipakai sebagai penutup adalah namanya coutant. Salah seorang budak yang ada di dekat perempuan itu lantas berkata " o, kuwi jenenge kutang" (oh itu namanya kutang).
Sejak itu lahirlah istilah baru yang sebenarnya salah kaprah.